Senin, 02 Mei 2011

Pameran Ilustrasi Grafis Tionghoa C H E N G L I

Pameran Ilustrasi Grafis Tionghoa C H E N G L I


Tanggal : 03 Mei - 11 Mei 2011 
di Bentara Budaya Yogyakarta
Pembukaan: Selasa, 3 Mei 2011


Bangsa Tionghoa sudah ada di Indonesia sejak seputar abad ke-8 zaman Hindu di Kerajaan Sriwijaya. Mereka datang bergelombang dengan kapal layar Jung, sebagian bahkan sudah menetap di Borneo dan berasimilasi dengan penduduk setempat, terutama di Kalimantan Barat. Orang Tionghoa juga tersebar di pesisir tanah Jawa seperti Cirebon, Semarang, Lasem, Tuban, Gresik, dan mencapai puncaknya di Batavia pada zaman VOC berkuasa.

Pada permulaan abad ke 18 di Batavia banyak sekali bangsa Tionghoa yang bertempat tinggal di sana. Pada awalnya mereka sengaja dibawa VOC dari Banten untuk membangun kota Batavia, karena mereka cukup pandai dalam hal pertukangan. Kemudian datang lagi para pedagang teh dan kuli dari daratan Cina yang mengadu nasib di Jawa sehingga pada awal abad ke-18 jumlah orang Tionghoa yang ada di dalam kota sudah mencapai 40.000 orang dan yang ada di luar kota Batavia mencapai 60.000 orang

Mereka datang pada mulanya untuk berdagang, tetapi kemudian mereka mulai masuk dan beradaptasi dengan lingkungan barunya, mereka berbaur, namun pelan-pelan melahirkan generasi kedua dan seterusnya yang menetap di Indonesia. Jadi jelas orang Tionghoa yang ada di Indonesia adalah bagian dari bangsa Indonesia juga, bahkan sejak zaman Hindu, hal ini adalah fakta. Namun, sejak zaman VOC sampai Orde Baru identitas mereka selalu dipersulit, mereka seperti anak tiri.

Seni budaya yang dibawa orang-orang Tionghoa dari daratan Cina zaman dahulu tumbuh subur di kalangan mereka bahkan sebagian kebudayaan asli di Palembang, Banten, Betawi, Cirebon, dan pesisir tanah Jawa banyak terpengaruh kebudayaan Tionghoa ini kemudian muncul seni tradisi baru yang beradaptasi dengan seni budaya Tionghoa.

Seni budaya Tionghoa ini pasang-surut mengikuti perkembangan zaman dan terutama tergantung kepada si penguasa negara. Berkali-kali orang Tionghoa di Indonesia mengalami penekanan demikian juga dengan seni budayanya, yang terkeras adalah penekanan Orde Baru pada era Suharto, hampir selama 32 tahun seni budaya Tionghoa diberangus tidak boleh tampil di publik Indonesia. Bahkan nama mereka harus diganti dengan nama baru yang berbau Indonesia.

Bentara Budaya tertarik dengan seni budaya Tionghoa yang diberangus ini, untuk dipamerkan, & kali ini yang dipilih adalah seni ilustrasi grafis Tionghoa yang berkembang di Indonesia sejak tahun 1930-an hingga 1960-an. Seni ilustrasi grafis tersebut adalah gambar-gambar ilustrasi yang dicetak untuk karya, buku, majalah, koran, iklan, dan lain sebagainya. Ternyata untuk mengumpulkannya materi ini tidaklah mudah, banyak yang dibakar atau dimusnahkan pemiliknya karena takut ditangkap penguasa Orde Baru waktu itu.

Dengan keterbatasan ini Bentara Budaya melangkah untuk mendokumentasikannya, disertai dengan ilustrasi tentang bahasa Tionghoa zaman dahulu dalam dialek Cina Betawi, Cina Semarang, dan tidak lupa disertakan pula ilustrasi foto zaman dahulu untuk menambah pengetahuan tentang orang Tionghoa di Indonesia.


Sumber : Bentara Budaya

Wassalam.